Pages

Showing posts with label poems. Show all posts
Showing posts with label poems. Show all posts

Thursday, November 28, 2019

Sangsi

Dirinya, sangkaan yang tak kunjung ada
Mungkin dua andaian kata,
Kita percaya lalu musnah
Tertanda, cinta yang terbasuh
Terpasung sampiran makna
Kita tak tau, terjatuh
Hingga semua kembali satu
Dalam satu kayuh, abu abu dan biru

AULIA R. Y.

Sunday, March 17, 2019

Sendu Biru

Ada rasa sendu yang mengadu
Tapi terlalu biru buatku untuk dirayu
Gelak curah rasa yang mungkin termangu
Menanti 'tuk disadur
'Tlah lama aku rasa hampa
Menggaris waktu tanpa andaian
Kini telah kurajut cerita
Suasana satu senja, yang terpasung sukma
Ruang rengkuh, satu kita jelang
Kini terus bersenandung di dalam biru-ku
Kiranya ia tau kapan akan berlabuh
Senandung rindu yang berkawan dengan kalbu

17/03/2019
21.30 WIB
Aulia R. Y.

Friday, April 6, 2018

Dua Perahu dan Angin

Hitam putih benar adanya
Mungkin memihak, mungkin tidak
Gejolak pasang dan penerimaan surut
oleh bongkar - hadang waktu
Bukan pujangga, kubilang
Tapi luluhan kata tak gerakkan makna
Kota ini tak pernah mati, katanya
Kau kan tau hingar bingar
dua perahu menyatu, lalu terbawa ombak
Bukan karena angin, kubilang
Asumsi ramah yang dilontarkan tangis pelayar
Menderu, menderu sampai jauh
Kau takkan temukan aku

Jakarta, 6 April 2018
Aulia R. Y.

Tuesday, April 3, 2018

Detik Waktu

Terpaku mata tak berarah
Kini telah sampaikah aku?
Tanyanya, lalu kami berlayar
Sudikah kembali singgah?
Katanya, kami melaju
telah mengayuh sampai keruh
Bilur biru langit meng-abu
Kini telah sampaikah aku?
Katanya, kami menunggu

Aulia R. Y
20 Maret 2018

Wednesday, March 21, 2018

Sajak Malam

Malam, tak pandang kau, bintang
yang terseru di dalam rindu
Kau membeku, seakan tersipu
tetapi sendu...dan malu

Abu-abu, nila dan ungu
jalan terpangku, aku ragu
Sanggah pujian lalu terkungkung
oleh bijak irama lagu

Diam, aku terperangah
menunjuk satu, nyata raganya
Dimana kelam, kau menunggu
Ruang rengkuh kita tak pernah jauh

Jakarta, 20 Maret 2018
Aulia R Y

Sunday, September 27, 2015

Angin Malam

Ada keheningan yang terasa ketika malam datang
ketika angin berhembus
dan tak ada lagi dirimu menyapa di kala gelap

Kupandangi lintas jalan yang kita lewati
tak lagi sama rasanya, pikirku
Menepis bukan perkara mudah,
terkadang muncul dan terkadang tenggelam
kadang pula ditemani tetes air mata
Selagi melangkah, aku pahami inilah fasenya
ternyata ini rasanya kehilangan
Belajar untuk mengisi kekosongan karena ditinggalkan
yang biasanya selalu ada

Ada keheningan yang terasa ketika malam datang
ketika angin berhembus
dan kita tak lagi sama

27/09/2015
22.22
AULIA R.Y
 

Saturday, May 24, 2014

Endless Circle


I’m living in a fantasy

where nobody can touch,

nobody can see.


But you and me,

Become an endless circle

Makes the two of us

A silent misery.


I’m living in a fantasy

where nobody can touch,

nobody can see.


But you and me,

Become an unfinished picture

Still trying to draw

A better line to end it.

12/05/2014
23.40
AULIA R.Y

Tuesday, February 26, 2013

Omong Kosong


Seperti  kata mereka,
Mungkin fakta tak pernah berbisik. Selebihnya?
Hanya semilir angin yang bertiup atau cahaya yang semakin redup.

Fakta?
Apakah itu satu-satunya yang kebenaran inginkan?
Padahal, kadang ia bersenda gurau dengan kebohongan
Layaknya sepasang sahabat.

Kita ini munafik,
Terhalangi oleh naluri yang katanya manusiawi,
Tertutup oleh topeng surga yang berkali-kali dibenamkan oleh api.

Hanya sampah.
Semua omongan yang tak pernah bernyawa.
Katanya, daun yang jatuh tak pernah menyalahkan angin.
Lalu apa?

Kita ini munafik.
Terpenjara oleh tingginya kawat berduri.
Dihidupi dan menghidupi. Selebihnya?
Hanya menunggu mati

created by : Aulia Rahma Yanti 23/02/13


Monday, December 3, 2012

Fatamorgana

Ya, masih disudut yang sama
Kicau burung itu sayup-sayup terdengar
Seolah memberi seribu makna,
Apa yang masih kau tunggu? Apa?
Pertanyaan yang jawabannya pun aku tak memilikinya
Haruskah dipertanyakan?
Ketika lantunan nada memecahkan lamunan,
Haruskah diam? Haruskah diam?
Aku benci harus selalu begini
Tidakkah kau merasa ini sebuah fatamorgana? 
Atau sekedar fakta tak bernyawa
"Acuhkan saja sang gundah", kata mereka
Tapi ada suara berbisik mengingatkan
Aku tak perlu pergi lagi
Masih di sudut yang sama, aku terpaku
Menunggu, dan tak tau arah jalan pulang.


created by: Aulia Rahma Yanti
09.30 - 3/12/12

Sunday, May 1, 2011

Tanya

badai itu belum sirna sepenuhnya
diantara rengkuhan sinar rembulan
kilat tak bermaaf
runtuhan dan sayap tak berbatas,
rintikan air hujan yang terpampang
penuh peluh raga menjawab
kau penuhi gurauannya
yang seakan mengibaskan khayal semu
tapi hasrat diri menghujam, tak berarah
terpekik ngeri akan datangnya pagi
aku kini terpelanting
itu bukan suatu detik yang terpatri
atau jawaban yang pasti
hanya embun yang menghiasi pagi
ya, datangnya hari


aulia r y
300411-22.48

Saturday, March 5, 2011

Ketika Tanya Itu Datang Lagi

terasa berjaga ragaku mengingat
penuh seluruh menggema alam
nyanyian indah dasar andaian
indah, binasa sudah
dia, satu rasa yang kujelang
gapaian asa tak terjamah
semua tiada, musnah
haruskah kita pulang?
kucoba langkahi mentari
tapi kau coba menepis, miris
kucoba pulang, menghilang
tapi jawab menggema, kini menghadang
sayup-sayup ia menderu, tapi semu
haruskah pulang atau kembali?


aulia r y
050311-01.13

Wednesday, March 2, 2011

Senja Kemarin

Temani ku berlari, mengejar sepi
Hening takkan menanti sunyi yang terus sendiri
Kulalui kawat berduri, ranting pun berseru
Nestapa Larikan diri, ia berjanji
Kulalui jalan yang teduh dan kau mengaduh
Bersenandung tentang debu yang keruh
Embun memekak, nafas terhenti sejenak
Jalan setapak, memuncak lalu muak
Resolusi hanya buaian, kebohongan yang semu
Patahkan nada gemuruh mengayuh
Sejenak terpatri, lalu terganti
Terus berlari, tak pernah mati

aulia r y
020311-09.19

Friday, December 24, 2010

Memori Sajak Pelangi

senyummu, senyum yang setiap hari
mengganggu mimpiku
dirimu, dirimu yang selalu hadir
akan tingginya khayalku
laksana awal tatapan, terpana bujuk rayunya
terhempasnya diriku didalam sanjungan seribu sajak
oh kau buat semuanya terasa mudah dan indah
dan entah kenapa percayamu buatku bertahan
walau rasanya seperti menggenggam udara
tak dapat dilihat, rasa yang dijaga sang surgawi
kau, segala yang selama ini kuketahui
harapan yang kau tanam, tumbuh semakin tinggi
tanpa bayangan curiga dan nista
hanguskan semua derita dan angkara murka
taukah dirimu aku berharap?
kau yang selalu berada, dan aku yang selalu berjaga
dibutakan tanda seribu makna
oh dentang waktu yang tak berhenti
dapatkah kau ulang memori kembali?
memori yang direnggut kejamnya hari
segala itu pergi, pergi dinanti pagi
memori laksana debu yang terbang tinggi
kau, yang membawa memori itu
kini pergi menjauh tak tersentuh kelabunya waktu
salahkah bila duga tak pernah tau?
awal kisah bercengkramanya mentari
seakan bagai air, tak terpatri, tergerus duka dan sepi
tawamu, tawa yang menghiasi relungku
kini telah terkikis
dan memori, memori tentangmu
bagiku terasa telah mati

aulia r y
december 2010-21.13